Advertisement

Napak Tilas Kisah Laskar Pelangi: Mengeksplor 4 Tempat Ikonik di Belitung

Napak Tilas Kisah Laskar Pelangi: Mengeksplor 4 Tempat Ikonik di Belitung. Dear Pejalan Santai, Laskar Pelangi bisa dikatakan termasuk salah satu film adaptasi novel yang paling sukses di Indonesia.

Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung
Replika SD Muhammadiyah Gantong Belitung

Diangkat dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata, film tersebut berhasil menggaet lebih dari 4,6 juta penonton.

Keberhasilan ini bukan hanya berasal dari segi cerita melainkan juga dari ketakjuban penonton terhadap keindahan Pulau Belitung, lokasi syuting film Laskar Pelangi.

Karena kesuksesan film tersebut, Belitung mendadak mendapat perhatian tinggi dari masyarakat.

Hotel di Belitung mulai banyak dibangun. Keren banget ya, Andrea Hirata! Berkat bukunya, geliat pariwisata Belitung yang lesu mendadak bangkit. Akk, inspiring pisan, Boi!

Beberapa agen travel bahkan menawarkan paket tur wisata Laskar Pelangi ke berbagai lokasi yang dijadikan latar tempat untuk syuting film tersebut. Alhamdulillah, aku termasuk beruntung bahkan bisa bertemu Bu Muslimah asli di Desa Gantong.

Di mana saja lokasinya?

Replika SD Gantong

Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan sepuluh orang anak bernama Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun dalam mendapatkan pendidikan. Bersama ibu guru kesayangan mereka, Ibu Muslimah

Mereka belajar di sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah yang fasilitasnya jauh dari kata layak. SD Muhammadiyah yang asli sudah lama runtuh karena termakan waktu.

Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung
Piknik napak tilas Laskar Pelangi

Nah, demi kepentingan syuting film Laskar Pelangi, maka dibangunlah replika SD Muhammadiyah di Gantong, Belitung Timur dengan kondisi yang hampir sama dengan aslinya. Setelah syuting selesai dan film Laskar Pelangi sukses besar, bangunan SD Muhammadiyah tidak dihancurkan.

Laskar Pelangi Belitung
Anak daerah setempat ikut meramaikan replika SD
Bangunan tersebut justru terus dirawat dan kini menjadi salah satu destinasi wisata. Bagian luarnya didominasi oleh warna biru dan putih, sementara di dalamnya hanya ada bangku-bangku kayu dengan beralaskan tanah.

Memang terlihat sederhana, tapi di sinilah kamu bisa merasakan semangat anak-anak Laskar Pelangi dalam mengejar mimpinya.

Kota Tanjung Pandan 

Masih ingat dengan adegan pawai sekolah yang diikuti oleh para murid SD Gantong? Di Tanjung Pandan inilah lokasi diadakannya pawai tersebut.

Kalau ingin berkenalan lebih jauh dengan budaya lokal dan membaur dengan warga Belitung, Tanjung Pandan adalah tujuan yang tepat karena di sinilah kebanyakan aktivitas berlangsung.

Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung
Waroeng Kopi Ake Tanjung Pandan

Di sini jugalah kebanyakan hotel di Belitung berada, jadi kamu bisa mempertimbangkan untuk menginap di salah satunya.

Jika sudah lelah berjalan-jalan di Tanjung Pandan, kamu bisa beristirahat di Waroeng Kopi Ake. Sebenarnya ada banyak warung kopi yang berjejer di kawasan Tanjung Pandan, mengingat bahwa minum kopi sudah menjadi rutinitas bagi warga Belitong.

Mereka senang sekali menghabiskan waktu untuk berkumpul di warung-warung ini, menyeruput kopi sambil saling bertukar cerita. Waroeng Kopi Ake merupakan warung kopi tertua di Belitong. Berdiri sejak tahun 1921, hingga kini Waroeng Kopi Ake masih setia pada cara-caranya sendiri.

Di sini, kamu tak akan menemukan mesin penggiling kopi modern atau tempat bernuanda industrialis. Hanya ada beberapa meja dan bangku plastik, ditemani berbagai pigura berisi foto lama yang membangkitkan kenangan tempo dulu.

Pantai Tanjung Tinggi

Melalui salah satu adegan filmnya, diceritakan bahwa anak-anak Laskar Pelangi senang menghabiskan waktu luang mereka di Pantai Tanjung Tinggi.

Bahkan sepertinya adegan itulah yang membuat banyak orang akhirnya tertarik untuk traveling ke Belitong karena tergiur dengan pemandangan super cantik di pantai ini.
Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung

Daya tarik dari Pantai Tanjung Tinggi terletak pada batu-batu granit berukuran besar dan tinggi yang banyak tersebar di pinggir pantai. Tumpukan batu-batu granit tersebut membentuk bukit-bukit di sepanjang pantai serta lorong-lorong dan gua-gua kecil yang seolah menyekat pantainya.

Ditambah dengan perpaduan antara jernihnya biru laut dan halusnya pasir putih di sana, Pantai Tanjung Tinggi jadi terlihat semakin eksotis. Pantai Tanjung Tinggi terletak di sebelah utara Belitung, tepatnya berjarak sekitar 30 km dari Tanjung Pandan.

Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung

Untuk mencapainya, kamu bisa menyewa mobil dan mengendarainya selama kurang lebih satu jam. Bagi yang menginap di hotel, cobalah bertanya pada pihak hotel apakah mereka menyediakan fasilitas akomodasi menuju Pantai Tanjung Pandan ini.

Museum Kata Andrea Hirata 

Pecinta Laskar Pelangi pasti tahu bahwa Andrea Hirata adalah penulis di balik kisah fenomenal ini. Agar kisah Laskar Pelangi terus hidup, Andrea Hirata mendirikan Museum Kata yang diklaim sebagai museum sastra pertama di Indonesia.

Berlokasi di Jalan Laskar Pelangi Nomor 7 di Desa Gantong, kamu akan diajak memasuki dunia Laskar Pelangi di sini. Ruangannya dipenuhi dengan gambar-gambar cuplikan adegan dari buku yang diangkat ke layar lebar.
Napak Tilas Laskar Pelangi Belitung
Museum Kata Andrea Hirata Belitung (Foto: ketahui.com)

Selain itu, di Museum Kata ini juga kamu bisa menemukan seluruh karya Andrea Hirata. Seluruh novelnya tersedia lengkap, bukan hanya Laskar Pelangi saja.

Bahkan kamu pun akan menemukan salinan dari novel Laskar Pelangi yang telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan diterbitkan di lebih dari 100 negara.

Untuk bisa masuk ke Museum Kata, kamu harus membayar tiket sebesar Rp 2.000. Jadi, bagi yang rindu dengan Laskar Pelangi, segera booking hotel di Belitung dan kunjungi keempat lokasi di atas. Kira-kira mana yang paling membuatmu penasaran?

Post a Comment

2 Comments

  1. Asik banget bisa eksplor tempat di Belitung ya, Teh. Baca ini jadi inget film laskar pelangi. Wajar yang nonton bisa berjuta-juta gitu filmnya, selain bagus menginspirasi juga :)

    Aku lebih suka sama suasana pantainya. Karena aku juga suka pantai, selain asik bisa menghilangkan stres. Apalagi bisa menikmati sore di pantai hingga suara adzan berkumandang :)

    Keren ya novelnya sudah di terjemahkan ke dalam 20 bahasa. Luar biasa, semoga bisa mencontoh penulisnya :)

    Dan, untuk masuk ke museum kata masih terjangkau ya. Aku ada keinginan udah lama pengen bisa ke museum kata. Semoga dilain kesempatan bisa kesampaian kesana :)

    ReplyDelete
  2. Belitung, take me back, please... :(

    ReplyDelete