Bertualang di Desa Wisata Pulesari Sleman. Halo Pejalan Santai, sudah berminggu-minggu aku nggak posting cerita jalan-jalan Pejalan Santai, ya?
Kali ini mau cerita serunya bertualang bersama Sekolah Kucica, sekolah kesayangan Alde di Desa Wisata Pulesari di Sleman. Tepatnya di Dusun Pulesari Wonokerto, Turi Sleman.
Tahu kan, daerah Turi adalah pusatnya perkebunan salak pondoh di Yogya? Aku excited banget pas tahu bakal panen salak dan outbond di sini!
Pas banget deh baru-baru ini Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mencanangkan 100 ribu Desa Wisata di Indonesia.
Desa wisata adalah komunitas masyarakat di sebuah tempat dimana sama-sama bahu-membahu untuk menyelenggarakan kegiatan wisata dan melayani pengunjung dengan ramah.
Biasanya sebuah desa wisata memiliki kelebihan misalnya keindahan alam, keunikan budaya atau seni. Konsep desa wisata ini sangat bermanfaat untuk memajukan perekonomian suatu daerah juga penduduk desanya. Juga mengenalkan sebuah daerah ke khalayak luas. Nggak heran pemerintah bersemangat untuk meningkatkan jumlah desa wisata ini.
Beberapa desa wisata yang pernah kukunjungi diantaranya Desa Bahasa Borobudur di Magelang, Desa Menari Tanon di Getasan, Kabupaten Semarang dan Desa Tembi di Yogya. Belum banyak ya, hehe. Jadi senang deh bisa main ke sini.
Perjalanan ke desa ini cukup jauh ya, makan waktu 3 jam dari Ungaran. Mendekati dusun Pelasari, di kiri kanan terdapat kebun salak pondoh yang rimbun. Wahh. Jalanan pun sedikit menanjak. Di kejauhan terlihat jelas Gunung Merapi berdiri gagah.
Tak lama, bus berhenti di depan sebuah joglo sepertinya berfungsi sebagai tempat pertemuan. Langsung menuju toilet dong, haha. Alhamdulillah, toiletnya bersiih, horee.
Sekolah Kucica pun langsung memulai acara pentas seni dan pelepasan murid TK B. Duh, acaranya bikin mbrebes mili, my baby boy sudah gede!
Acara dilanjutkan makan siang dengan menu sederhana tapi beneran nikmaat. Dimasak oleh ibu-ibu penduduk dusun yang bergabung di dasawisma, mereka sangat cekatan dan ramah.
Acara berikutnya, kami diajak ke kebun salak. Wah, asyik panen! Harus hati-hati ya blusukan ke kebun salak. Durinya ituu! Huhu. Kami dipandu kakak-kakak pengurus desa.
Ternyata, cara memanen buah salak adalah memperhatikan warna kulitnya. Jika berwarna kecoklatan terang biasanya sudah matang dan siap panen.
Jika buahnya matang, mudah dilepaskan dari tangkainya. Saking serunya panen, dan memasukkannya di kresek, anak-anak heboh mengumpulkan buah sebanyaknya. Duh, nanti ditimbang dan kudu bayar lho, Kiddos! Hahaha.
Tahu nggak, Dusun Pelasari ini sudah menjadi desa wisata sejak 2012 dan sudah menerima puluhan ribu tamu lho. Memang sih, kemarin suasana dusun ramai pengunjung rombongan dengan bus besar. Ada yang outbond, ada yang panen salak. Meriah.
Di aula ada tulisan Dewi Pule, yang menjadi ikon Dusun Pulesari. Konon, saat Kyai Tokariyo melakukan pertapaan, ia bertemu Nyai Pulesari yang menjadi dasar nama dusun ini.
Setelah puas panen dan menimbang salak, kami lalu diajak kakak-kakak pemandu menuju Sungai Bedhog. Hore, main air! Ulala, ternyata tak hanya anak-anak yang main air, orangtuanya juga! Duh, aku nggak bawa baju ganti, cyiin!
Pengurus dusun ini punya sekitar 10 paket outbond lho, yang bisa kita pilih sesuai selera dan tingkat kesulitan. Hanya saja, hari ini kami hanya menyusuri sungai bersama-sama.
Pemandangannya asyik, anak- anak menikmati perjalanan, malah balapan bo! Kalah deh emaknya yang ngos-ngosan mengikuti, hihi.
Manjat-manjat bebatuan, berendam di air setinggi pinggangku, naik tangga dari kayu, memanjat tali-temali dan menyusuri sungai yang cukup panjang ini beneran capek tapi seruu!
Lega banget pas sampai di garis finish, walaupun mikir aduh bakal kedinginan nih di bus nggak bawa baju ganti. Hihi. Alhamdulillah, senang deh bisa bertualang di Desa Wisata Pulesari Sleman.
Lebih asyik lagi kalau bisa menginap di rumah penduduk ya, menikmati kesejukan desa, mengobrol dengan penduduk bahkan menjelajahi gua-gua bersejarah yang banyak terdapat di desa ini. Atau menyaksikan pertunjukan seni yang diselenggarakan penduduk desa. Seruu. Insya Allah nanti balik lagi, ya!
Desa Wisata Pulesari Sleman Yogyakarta |
Kali ini mau cerita serunya bertualang bersama Sekolah Kucica, sekolah kesayangan Alde di Desa Wisata Pulesari di Sleman. Tepatnya di Dusun Pulesari Wonokerto, Turi Sleman.
Tahu kan, daerah Turi adalah pusatnya perkebunan salak pondoh di Yogya? Aku excited banget pas tahu bakal panen salak dan outbond di sini!
Pengunjungnya puluhan ribu lho |
Pas banget deh baru-baru ini Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mencanangkan 100 ribu Desa Wisata di Indonesia.
Desa wisata adalah komunitas masyarakat di sebuah tempat dimana sama-sama bahu-membahu untuk menyelenggarakan kegiatan wisata dan melayani pengunjung dengan ramah.
Bersenang-senang bersama Sekolah Kucica |
Biasanya sebuah desa wisata memiliki kelebihan misalnya keindahan alam, keunikan budaya atau seni. Konsep desa wisata ini sangat bermanfaat untuk memajukan perekonomian suatu daerah juga penduduk desanya. Juga mengenalkan sebuah daerah ke khalayak luas. Nggak heran pemerintah bersemangat untuk meningkatkan jumlah desa wisata ini.
Kebun salak pondoh di Pulesari Sleman Yogya |
Beberapa desa wisata yang pernah kukunjungi diantaranya Desa Bahasa Borobudur di Magelang, Desa Menari Tanon di Getasan, Kabupaten Semarang dan Desa Tembi di Yogya. Belum banyak ya, hehe. Jadi senang deh bisa main ke sini.
Salak pondoh sudah matang di pohon siap panen |
Perjalanan ke desa ini cukup jauh ya, makan waktu 3 jam dari Ungaran. Mendekati dusun Pelasari, di kiri kanan terdapat kebun salak pondoh yang rimbun. Wahh. Jalanan pun sedikit menanjak. Di kejauhan terlihat jelas Gunung Merapi berdiri gagah.
Panen salak di Pulesari Sleman Yogya |
Tak lama, bus berhenti di depan sebuah joglo sepertinya berfungsi sebagai tempat pertemuan. Langsung menuju toilet dong, haha. Alhamdulillah, toiletnya bersiih, horee.
Nari dan nyanyi Sekolah Kucica |
Terima kasih Sekolah Kucica |
Sekolah Kucica pun langsung memulai acara pentas seni dan pelepasan murid TK B. Duh, acaranya bikin mbrebes mili, my baby boy sudah gede!
Acara dilanjutkan makan siang dengan menu sederhana tapi beneran nikmaat. Dimasak oleh ibu-ibu penduduk dusun yang bergabung di dasawisma, mereka sangat cekatan dan ramah.
Enak dehg makan siang bareng di Pulesari Yogya |
Makan siang sederhana tapi lezat |
Acara berikutnya, kami diajak ke kebun salak. Wah, asyik panen! Harus hati-hati ya blusukan ke kebun salak. Durinya ituu! Huhu. Kami dipandu kakak-kakak pengurus desa.
Ternyata, cara memanen buah salak adalah memperhatikan warna kulitnya. Jika berwarna kecoklatan terang biasanya sudah matang dan siap panen.
Semuanya maen air horee |
Jika buahnya matang, mudah dilepaskan dari tangkainya. Saking serunya panen, dan memasukkannya di kresek, anak-anak heboh mengumpulkan buah sebanyaknya. Duh, nanti ditimbang dan kudu bayar lho, Kiddos! Hahaha.
Ayo Kak jangan sampai nyungseep |
Tahu nggak, Dusun Pelasari ini sudah menjadi desa wisata sejak 2012 dan sudah menerima puluhan ribu tamu lho. Memang sih, kemarin suasana dusun ramai pengunjung rombongan dengan bus besar. Ada yang outbond, ada yang panen salak. Meriah.
Bu guru sempatnya bergayaaa |
Di aula ada tulisan Dewi Pule, yang menjadi ikon Dusun Pulesari. Konon, saat Kyai Tokariyo melakukan pertapaan, ia bertemu Nyai Pulesari yang menjadi dasar nama dusun ini.
Ada halang rintang untuk outbond seru |
Setelah puas panen dan menimbang salak, kami lalu diajak kakak-kakak pemandu menuju Sungai Bedhog. Hore, main air! Ulala, ternyata tak hanya anak-anak yang main air, orangtuanya juga! Duh, aku nggak bawa baju ganti, cyiin!
Aduh mamak kudu manjat tebing jugaaa |
Pengurus dusun ini punya sekitar 10 paket outbond lho, yang bisa kita pilih sesuai selera dan tingkat kesulitan. Hanya saja, hari ini kami hanya menyusuri sungai bersama-sama.
Pemandangannya asyik, anak- anak menikmati perjalanan, malah balapan bo! Kalah deh emaknya yang ngos-ngosan mengikuti, hihi.
Manjat-manjat bebatuan, berendam di air setinggi pinggangku, naik tangga dari kayu, memanjat tali-temali dan menyusuri sungai yang cukup panjang ini beneran capek tapi seruu!
Lega banget pas sampai di garis finish, walaupun mikir aduh bakal kedinginan nih di bus nggak bawa baju ganti. Hihi. Alhamdulillah, senang deh bisa bertualang di Desa Wisata Pulesari Sleman.
Lebih asyik lagi kalau bisa menginap di rumah penduduk ya, menikmati kesejukan desa, mengobrol dengan penduduk bahkan menjelajahi gua-gua bersejarah yang banyak terdapat di desa ini. Atau menyaksikan pertunjukan seni yang diselenggarakan penduduk desa. Seruu. Insya Allah nanti balik lagi, ya!
Ih seru permainan airnya, apalagi sama anak2 mbak, adem pula tempatnya, cocok
ReplyDeleteSerunya....rasanya udh lamaaa banget ga main air sama anak2 gitu. Jd pengen mbak
ReplyDeleteWah ini mah cocok banget buat outbond bersama keluarga, mbak dedew gak bawa ganti, masuk angin gak mbak 😀
ReplyDeleteYa ampun teh, ramainya. Seru enak apalagi sama anak ya plesirannya.
ReplyDeleteAku jadi pengen ke sana teh. Panen salak pondo pula, banyak pelajaran yang bisa diambil di sini pastinya. Untuk anak juga orang tuanya.
Seru banget dong kalau bisa nginep di runah penduduk? Dusunnya memang terbuka buat pengunjung ya Mba?
ReplyDeleteKonsep desa wista di Jateng-DIY itu mirip-mirip, yang penting sekarang adalah mereka bisa berinovasi dan lebih memperkuat SDM-nya :-)
ReplyDeleteJalan-jalan ke desa wisata punya keunikan tersendiri. Seperti memetik buah salak itu, yang tentunya jarang ditemukan di tempat wisata mainstream. Jadi pembelajaran untuk anak-anak. Wisata sambil belajar ceritanya
ReplyDeletewah serunya terutama di sungai itu
ReplyDeleteHello, I ever goes to his village tourism. I am go with guest Exchange Student form Japan. I like about the nature, the culture and all about atmosphere in this place. But for me (several time be a guide) this place has better for some componen for International guest hehehehe
ReplyDeleteLiat foto-fotonya seruu..!!
ReplyDeleteSayang kemarin saya nggak mampir waktu main ke Jogja dalam rangka ICD 2017, padahal nginepnya di Sleman...
Baru tahu kalau pejalansantai ini blognya mb dewi rieka hahaha...gagal fokus deh.
ReplyDeleteSeru banget nih tempat wisatanya sepertinya berwisata di tempat ini serasa menyatu dg alam ya mbak...