Pengalaman Pertama Naik Gerobak Sapi di Kalasan Yogya. Dear Pejalan Santai, aku mau cerita piknik my bocahs lagi nih dengan Sekolah Kucica.
Hari Minggu super cerah, waktunya aku mengawal bocah-bocah piknik di Dusun Somodaran, Purwomartani, Kalasan di Yogya. Acaranya menurut surat undangan sungguh bikin penasaran yaitu Wisata Gerobak Sapi!
Wah, ada ya wisata gerobak sapi? Bukannya biasanya yang ditunggangi itu kuda ya? Hm jadi nggak sabar deh. Beneran nih sapi yang biasa dipakai membajak sawah atau diambil susunya bisa menarik gerobak? Semoga bukan hoax ni bu guruu!
Setelah berjam-jam naik bus dari Ungaran, akhirnya sampai juga di Omah Teh Kalasan. Kami disambut ya ternyata beneran, disambut iring-iringan gerobak sapi yang dihias warna-warni. Meriah kayak festival!
Jangan heran kalau mamak bapak apalagi anak-anak langsung excited melihat sapi-sapi yang besar dan gendut, mantap banget deh. Jadi ini gerobak sapinya? Sapinya kayak impor gitu, ndut!
Wah suasana ndeso Omah Teh ini asyik banget untuk bersantai menikmati teh poci dengan gula batu sambil menikmati persawahan luas membentang. Sebelum berkeliling desa, kami dijamu dulu di Omah Teh Kalasan yang suasananya ndeso sekali.
Di pendopo Omah Teh, telah terhidang berbagai cemilan tradisional seperti ubi rebus, kacang rebus dan ongol-ongol. Minumannya dong, menggugah selera! Teh kental yang disuguhkan di dalam poci tanah liat dan diminum dengan gula batu yang tersedia. Wow!
Seger banget rasanya diminum panas-panas di siang terik ini. Nggak matching dengan cuacanya, tapi kok ya badan beneran jadi segar setelah lelah menempuh perjalanan, hihihi.
Setelah tubuh segar dan perut kenyang, anak-anak dan para orangtua dibagi menjadi beberapa grup. Ya, waktunya Wisata Gerobak Sapi! Asyiik!
Terobosan seru dari pemerintah daerah untuk menjadikan wisata Gerobak sapi sebagai program wisata baru. Keberadaan gerobak sapi sebagai moda transportasi di desa kian tergusur kendaraan bermotor.
Wisata gerobak sapi ini diresmikan oleh Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengkubuwono XIII pada bulan April 2015. lho. Dan didukung oleh Paguyuban Makarti Roso Manunggal, perkumpulan para pemilik sapi. Beberapa kali diadakan semacam pawai gerobak sapi yang melibatkan puluhan gerobak wisata ini. Meriah!
Sebelum naik, setiap grup berkumpul dulu untuk pembagian gerobak. Setiap gerobak sapi diisi maksimal 5 orang dewasa saja belum termasuk pak pak kusir yang siap bekerja mengendarai sapi agar baik jalannya hihi. Anak-anak pun naik di gerobak yang ditentukan.
Semua penumpang duduk manis dalam gerobak sambil lesehan beralas tikar. Aku kebagian di kursi penumpang belakang tapi harus pegangan kencang kalau tidak mau terpental, huaa!
Saat sapinya mulai berjalan, anak-anak beneran hepi hingga kompak bertepuk tangan, hihi. Olala, mengendarai gerobak sapi nggak mudah lho. Butuh keterampilan khusus, dan kesabaran lebih beneraan. Mana sapi-sapinya besar ya kak Terkadang, kernet eh apa ya namanya pendamping pak kusir?
Ia harus turun dari gerobak untuk mengendalikan sapi ke jalan yang benar dan lurus *tsaah. Setiap kali punggung sapi dicambuk, terasa ngilu badanku, huhu. Mesakke, dab!
"Pak, jangan dipukul Pak, kasihan," kata seorang anak.
Setiap perjalanan menyuguhkan kisah dan cerita berbeda. Kami menyusuri jalan kampung yang sempit dengan beriringan. Suasana Dusun masih terasa kental sekali. Sesekali anak-anak melambaikan tangan pada penduduk yang sibuk beraktivitas di depan rumah dan dibalas dengan lambaian ramah pula.
"Anak-anak jangan berisik ya, biar sapinya ndak kaget," kata Pak Kusir mengingatkan anak-anak yang mulai rusuh.
Anak-anak pun mingkem takut sapinya ngambek dan mereka terpaksa jalan kaki Hihihi. siap-siap bertualang dengan gerobak sapi Pak Kusir juga mengajak kami melewati jalan setapak agak berlumpur di area persawahan.
Super deg-degan karena khawatir, soalnya sapinya kelihatan rada bete ketika berjalan di lumpur. Makin berat mungkin ya bebannya, hiks. Pak kusir bekerja keras mengendalikan sapinya.
Tingkah laku sapi pun beraneka. Ada yang patuh, ada pula yang agak bandel, membuat penumpangnya deg deg serr haha. Seru juga naik gerobak sapi ini penumpangnya terguncang seru belum lagi suara kelintingan lonceng gerobak menambah meriah suasana siang itu.
Suasana terasa santai ketika gerobak kami menyusuri jalan beraspal di tepi Selokan Mataram. Menurut Pak Kusir, mereka tergabung dalam Paguyuban Gerobak Sapi Makarti Roso Manunggal di Kecamatan Kalasan. Ada sekitar 150 gerobak sapi yang menjadi anggota paguyuban sapi ini.
Pak Kusir bercerita kalau sapi yang kami naiki ini adalah sapi jenis pedaging dan pekerja. Sapi ini kebanyakan sapi lokal, tenaganya kuat dan harganya per ekor bisa mencapai 50 juta rupiah lebih.
Apalagi sapi yang jadi juara kontes, wow..ditukar mobil pun pemiliknya ogah! Glek. Jadii, Paguyuban Makarti Roso Manunggal ini semacam klub perkumpulan mobil Mercy atau Pajero Sport ya! Mewah!
Jika tidak menarik gerobak, sapi-sapi ini membajak di sawah. Perjalanan kami siang itu ternyata menuju Candi Sambisari sangat menyenangkan. Menikmati pemandangan pedesaan ditimpali dengan semilir angin. Guncangan demi guncangan terasa di bokong, haha. Seru-seru encok rasanya haha.
Sapi-sapinya tanpa malu-malu pup dan pipis dengan atraktif di tengah jalan, hihi. Aduh, sapi kalian jorok deh mengotori lingkungan. Jadi ingat di barat sana, pemilik anjing harus membawa kantung plastik dan sekop untuk keperluan BAB peliharaannya.
Ada juga lho gerobak lain yang sapinya mogok, dan terpaksa diikat di pohon. Gerobak pun ditarik satu sapi raksasa saja. melewati persawahan, jalannya makin ekstrem hihi
Ada seorang orangtua murid yang trauma dengan sapi seumur hidup, berusaha melawan ketakutannya dengan naik gerobak. Sepanjang perjalanan, nampak tegang.
Namun lama kelamaan akhirnya rileks dan menikmati perjalanan walaupun gerobak sapi yang tepat di belakang gerobaknya, mengendus-ngendus hehe. Aku saja ngerii menyaksikan proses terapi si mas itu hihi. Sapi belakang itu kayak mau nyosor dia, hihi.
Gerobak sapi Alde, lain lagi. Sapinya tidak manis manja seperti sapi yang menarik gerobakku tapi ternyata sapi dese satu profesi dengan Valentino Rossi, sang pembalap saudara-saudara! Di jalanan sempit dan berlumpur itu, gerobak sapi Alde merangsek maju! Menyusul tiga gerobak dan menjadi yang terdepan, wkwkw.
Dasar bocah, bukannya menangis ketakutan eh Alde dan teman-temannya malah kegirangan, terguncang-guncang hebat di dalam gerobak, haha. Untung orangtua murid nggak ada yang sedang hamil, unch!
Menurut pengurus Omah Teh, Wisata Gerobak Sapi ini memadukan konsep batu, air dan tanah, agar pengunjung bisa menikmati dan menghargai alam.
Rute piknik Sekolah Kucica kali ini adalah mengunjungi Candi Sambi Sari, Omah Teh Kalasan, belajar membuat telur asin dan bersenang-senang! Lalu makan soto di sebelah Candi Sambisari, nikmat!
Sungguh, Perjalanan kali ini benar-benar pengalaman berharga untuk anak-anak dan emak dan bapaknya, hihihi. Pengalaman Pertama Naik Gerobak Sapi di Kalasan Yogya memang luar biasa seru!
Alamat Omah Teh Kalasan:
RT 04/RW 02 Somodaran, Purwomartani, Kalasan, Kec. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
Hari Minggu super cerah, waktunya aku mengawal bocah-bocah piknik di Dusun Somodaran, Purwomartani, Kalasan di Yogya. Acaranya menurut surat undangan sungguh bikin penasaran yaitu Wisata Gerobak Sapi!
Wah, ada ya wisata gerobak sapi? Bukannya biasanya yang ditunggangi itu kuda ya? Hm jadi nggak sabar deh. Beneran nih sapi yang biasa dipakai membajak sawah atau diambil susunya bisa menarik gerobak? Semoga bukan hoax ni bu guruu!
Setelah berjam-jam naik bus dari Ungaran, akhirnya sampai juga di Omah Teh Kalasan. Kami disambut ya ternyata beneran, disambut iring-iringan gerobak sapi yang dihias warna-warni. Meriah kayak festival!
Jangan heran kalau mamak bapak apalagi anak-anak langsung excited melihat sapi-sapi yang besar dan gendut, mantap banget deh. Jadi ini gerobak sapinya? Sapinya kayak impor gitu, ndut!
Wah suasana ndeso Omah Teh ini asyik banget untuk bersantai menikmati teh poci dengan gula batu sambil menikmati persawahan luas membentang. Sebelum berkeliling desa, kami dijamu dulu di Omah Teh Kalasan yang suasananya ndeso sekali.
Di pendopo Omah Teh, telah terhidang berbagai cemilan tradisional seperti ubi rebus, kacang rebus dan ongol-ongol. Minumannya dong, menggugah selera! Teh kental yang disuguhkan di dalam poci tanah liat dan diminum dengan gula batu yang tersedia. Wow!
Seger banget rasanya diminum panas-panas di siang terik ini. Nggak matching dengan cuacanya, tapi kok ya badan beneran jadi segar setelah lelah menempuh perjalanan, hihihi.
Setelah tubuh segar dan perut kenyang, anak-anak dan para orangtua dibagi menjadi beberapa grup. Ya, waktunya Wisata Gerobak Sapi! Asyiik!
Terobosan seru dari pemerintah daerah untuk menjadikan wisata Gerobak sapi sebagai program wisata baru. Keberadaan gerobak sapi sebagai moda transportasi di desa kian tergusur kendaraan bermotor.
Wisata gerobak sapi ini diresmikan oleh Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengkubuwono XIII pada bulan April 2015. lho. Dan didukung oleh Paguyuban Makarti Roso Manunggal, perkumpulan para pemilik sapi. Beberapa kali diadakan semacam pawai gerobak sapi yang melibatkan puluhan gerobak wisata ini. Meriah!
Sebelum naik, setiap grup berkumpul dulu untuk pembagian gerobak. Setiap gerobak sapi diisi maksimal 5 orang dewasa saja belum termasuk pak pak kusir yang siap bekerja mengendarai sapi agar baik jalannya hihi. Anak-anak pun naik di gerobak yang ditentukan.
Semua penumpang duduk manis dalam gerobak sambil lesehan beralas tikar. Aku kebagian di kursi penumpang belakang tapi harus pegangan kencang kalau tidak mau terpental, huaa!
Saat sapinya mulai berjalan, anak-anak beneran hepi hingga kompak bertepuk tangan, hihi. Olala, mengendarai gerobak sapi nggak mudah lho. Butuh keterampilan khusus, dan kesabaran lebih beneraan. Mana sapi-sapinya besar ya kak Terkadang, kernet eh apa ya namanya pendamping pak kusir?
Ia harus turun dari gerobak untuk mengendalikan sapi ke jalan yang benar dan lurus *tsaah. Setiap kali punggung sapi dicambuk, terasa ngilu badanku, huhu. Mesakke, dab!
"Pak, jangan dipukul Pak, kasihan," kata seorang anak.
Setiap perjalanan menyuguhkan kisah dan cerita berbeda. Kami menyusuri jalan kampung yang sempit dengan beriringan. Suasana Dusun masih terasa kental sekali. Sesekali anak-anak melambaikan tangan pada penduduk yang sibuk beraktivitas di depan rumah dan dibalas dengan lambaian ramah pula.
"Anak-anak jangan berisik ya, biar sapinya ndak kaget," kata Pak Kusir mengingatkan anak-anak yang mulai rusuh.
Anak-anak pun mingkem takut sapinya ngambek dan mereka terpaksa jalan kaki Hihihi. siap-siap bertualang dengan gerobak sapi Pak Kusir juga mengajak kami melewati jalan setapak agak berlumpur di area persawahan.
Super deg-degan karena khawatir, soalnya sapinya kelihatan rada bete ketika berjalan di lumpur. Makin berat mungkin ya bebannya, hiks. Pak kusir bekerja keras mengendalikan sapinya.
Tingkah laku sapi pun beraneka. Ada yang patuh, ada pula yang agak bandel, membuat penumpangnya deg deg serr haha. Seru juga naik gerobak sapi ini penumpangnya terguncang seru belum lagi suara kelintingan lonceng gerobak menambah meriah suasana siang itu.
Suasana terasa santai ketika gerobak kami menyusuri jalan beraspal di tepi Selokan Mataram. Menurut Pak Kusir, mereka tergabung dalam Paguyuban Gerobak Sapi Makarti Roso Manunggal di Kecamatan Kalasan. Ada sekitar 150 gerobak sapi yang menjadi anggota paguyuban sapi ini.
Pak Kusir bercerita kalau sapi yang kami naiki ini adalah sapi jenis pedaging dan pekerja. Sapi ini kebanyakan sapi lokal, tenaganya kuat dan harganya per ekor bisa mencapai 50 juta rupiah lebih.
Apalagi sapi yang jadi juara kontes, wow..ditukar mobil pun pemiliknya ogah! Glek. Jadii, Paguyuban Makarti Roso Manunggal ini semacam klub perkumpulan mobil Mercy atau Pajero Sport ya! Mewah!
Jika tidak menarik gerobak, sapi-sapi ini membajak di sawah. Perjalanan kami siang itu ternyata menuju Candi Sambisari sangat menyenangkan. Menikmati pemandangan pedesaan ditimpali dengan semilir angin. Guncangan demi guncangan terasa di bokong, haha. Seru-seru encok rasanya haha.
Sapi-sapinya tanpa malu-malu pup dan pipis dengan atraktif di tengah jalan, hihi. Aduh, sapi kalian jorok deh mengotori lingkungan. Jadi ingat di barat sana, pemilik anjing harus membawa kantung plastik dan sekop untuk keperluan BAB peliharaannya.
Ada juga lho gerobak lain yang sapinya mogok, dan terpaksa diikat di pohon. Gerobak pun ditarik satu sapi raksasa saja. melewati persawahan, jalannya makin ekstrem hihi
Ada seorang orangtua murid yang trauma dengan sapi seumur hidup, berusaha melawan ketakutannya dengan naik gerobak. Sepanjang perjalanan, nampak tegang.
Namun lama kelamaan akhirnya rileks dan menikmati perjalanan walaupun gerobak sapi yang tepat di belakang gerobaknya, mengendus-ngendus hehe. Aku saja ngerii menyaksikan proses terapi si mas itu hihi. Sapi belakang itu kayak mau nyosor dia, hihi.
Gerobak sapi Alde, lain lagi. Sapinya tidak manis manja seperti sapi yang menarik gerobakku tapi ternyata sapi dese satu profesi dengan Valentino Rossi, sang pembalap saudara-saudara! Di jalanan sempit dan berlumpur itu, gerobak sapi Alde merangsek maju! Menyusul tiga gerobak dan menjadi yang terdepan, wkwkw.
Dasar bocah, bukannya menangis ketakutan eh Alde dan teman-temannya malah kegirangan, terguncang-guncang hebat di dalam gerobak, haha. Untung orangtua murid nggak ada yang sedang hamil, unch!
Menurut pengurus Omah Teh, Wisata Gerobak Sapi ini memadukan konsep batu, air dan tanah, agar pengunjung bisa menikmati dan menghargai alam.
Rute piknik Sekolah Kucica kali ini adalah mengunjungi Candi Sambi Sari, Omah Teh Kalasan, belajar membuat telur asin dan bersenang-senang! Lalu makan soto di sebelah Candi Sambisari, nikmat!
Sungguh, Perjalanan kali ini benar-benar pengalaman berharga untuk anak-anak dan emak dan bapaknya, hihihi. Pengalaman Pertama Naik Gerobak Sapi di Kalasan Yogya memang luar biasa seru!
Alamat Omah Teh Kalasan:
RT 04/RW 02 Somodaran, Purwomartani, Kalasan, Kec. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
Nggak enak kalau mau nyebut nama bapak kusir gerobak sapi :-)
ReplyDeleteKalau delman namanya Kusir,
Kalau gerobak sapi:... :-D
Anak2 kasihan ya lihat sapi dipukul 😁 gerobaknya bnyk sekali mba. Aku jadi mau wisata gerobak juga, suka
ReplyDeleteYogyakarta itu memang keren lah soal pengembangan wisata. Menurutku mereka adalah Bali ke 2 soal pemasaran. Apa saja sekarang bisa dibikin konsep unik dan dijual sebagai objek wisata. Nah naik gerobak sapi ini kan sangat menarik untuk anak-anak. Jangankan untuk anak-anak untuk saya pun rasanya pasti excited :)
ReplyDeleteAsik bener ya, jadi penasaran pengen coba naik gerobak sapi..hehe
ReplyDeleteSelama di Yogyakarta aku belum pernah naik ini :)
Pedati sapi kayak gitu dulu ada di tempatku, mb. Sampe SD lah masih liat. Biasanya bawa bambu panjang.
ReplyDeleteMana jalan di sana nanjak. Kasian sapinya