Meriahnya Borobudur International Festival 2017. Dear Pejalan Santai, bersyukur banget deh akhir Juli lalu aku bisa menghadiri event besar di kawasan Candi Borobudur. Nama eventnya adalah Borobudur International Festival 2017.
Acara ini sudah diadakan untuk keempat kalinya. Uniknya lagi, hanya diadakan 4 tahun sekali, bo! Jadi mirip pentas sepakbola Piala Dunia yaa. Pas diajak di grup Genpi Jateng langsung bersemangat, hihi. Penasaran banget gimana sih meriahnya perhelatan 4 tahun sekali ini?
Alhamdulillah, mamak diijinkan suami terganteng se-RT untuk berangkat. Cuss deh! Acara Borobudur International Festival 2017 diadakan di Taman Lumbini, Candi Borobudur pada 28-30 Juli 2017.
Acara tiga hari ini diisi oleh berbagai pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Hari ketiga bahkan ada konser Dewa Budjana lho, gyaaa!
Acara tiga hari ini diisi oleh berbagai pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Hari ketiga bahkan ada konser Dewa Budjana lho, gyaaa!
hore-hore laskar medsos semangat promosikan wisata Jateng (Foto: Mara Solehah) |
Selain pagelaran seni, ada pertunjukan wayang Ki Manteb Sudarsono, pameran desa wisata dan banyak lagi. Alhamdulillah, aku bisa merapat bareng teman-teman penggiat medsos di hari kedua festival yaitu tanggal 29 Juli.
Berangkat sekitar pukul 10.00 dari Ungaran, cuaca mendekati Magelang, hujan deras. Duh, kecemasan menggelayut, gimana nih nasib pertunjukan seni nanti malam? Aih, untuk apa cemas. Lemparkan saja celana dalamnya, biar gaduh! #ups.
Sampai di rumah dinas Ketua DPRD, sudah hadir teman-teman dari berbagai kota. Mukanya pada memelas, kelaparan hehe.
Karena perut melapar, akhirnya sepakat untuk makan siang di Sop Senerek, sop kacang merah khas Magelang. Nggak sabar banget deeh nanti malam merapat di BIF 2017.
Tari Perang Obor dari Jepara (Foto: Hyudee) |
Siapkan jempool! Lho? Ya iyalah, kami kan tugasnya live di medsos, hihi. Laskar online kituu. Uhuk! Maunya jadi Laskar Cinta ajaa, menjodohkan para jomblo, ah!
Malamnya, kami sudah stand by di Pelataran Lumbini Candi Borobudur. Jalan masuknya lewat pintu gerbang Manohara Hotel. Pasukan sudah cantik dan ganteng dengan kostum batik cetarnya. Kecee!
Alhamdulillah, acara belum dimulai. Kami bergegas foto-foto dong untuk diunggah ke berbagai media sosial. Jangan lupa hesteknya Kak #SemarakPesonaBIF2017. Hehe.
Candi Borobudur di kejauhan diberi penerangan sorotan lampu pada puncaknya, megah dan bikin merinding. Diiringi gending gamelan dari pengeras suara.
Duh, Kesan magis dan berwibawa terasa kental. Luar biasa ya Borobudur! Kami bisa berfoto dengan latar belakang Borobudur yang megah dan berwibawa. Duh, Jadi terhibur walaupun nggak bisa menjelajah candi hari ini karena kesorean tiba di lokasi.
Suasana Taman Lumbini mulai dipenuhi pengunjung. Ada food court yang menyediakan berbagai menu makanan dan minuman di dekat panggung.
Pengunjung bisa duduk beralaskan tikar atau kursi kayu, memgobrol sambil menikmati hidangan di udara terbuka. Kemeriahan dan antusiasme festival mulai terasa. Alhamdulillah, langit cerah!
Mumpung acara belum dimulai, teman-teman berfoto dengan latar belakang panggung megah BIF 2017. Apalagi dari kejauhan nampak2 Candi Borobudur kebanggaan masyarakat Indonesia. Kami juga foto bareng dengan para penari termasuk dari India.
Tak lama kemudian, MC membuka acara pagelaran seni malam itu. Coba tebak siapa pembawa acaranya? Iyaa, kakak travel blogger hits yang juga mantan penyiar, Fahmi Anhar! Suitt, suitt.
Ya ampun, makin ngefans deh sama dese! Suaranya renyah dan bisa mengajak penonton berinteraksi. Go, Go Fahmi! Hihi. #TeamFahmiAnhar.
Acara pertama dibuka oleh penampilan Tari Perang Obor dari Jepara. Dengan segera, kontingen Jepara ini menarik perhatian penonton.
Gimana nggak? Tarian perang yang menjadi tradisi masyarakat Jepara ini menyajikan adegan perkelahian. Tak tanggung-tanggung, senjatanya dengan obor yang terbuat dari pelepah kelapa yang disulut api. Wow!
Sekumpulan penari lelaki bertelanjang dada dengan tubuh berlumur minyak bertarung dengan heroik, hingga bunga apinya memercik ke segala penjuru. Bikin aku berdebar dan mlipir dari sisi panggung, hihi takut kena obor nyasar! Huhu.
Tari Perang Obor ini rutin dilakukan setiap tahun bersamaan dengan acara sedekah bumi di Jepara. Tari Perang Obor bertujuan mengusir bala bencana.
Tari berikutnya berturut-turut Tari Lengger Lanang dari Banyumas, Tari Gandrung dan Tari Tanjung Menangis dari NTB. Hingga tarian dari kontingen Jepang dan India sukses menarik minat penonton yang kian malam makin menyemut. Meriah!
Aku berkali-berkali meminta penonton yang berkerumun di depan panggung untuk duduk, soalnya penonton yang duduk di kursi jadi ketutupan pandangnya, huhu.
Malam itu juga dideklarasikan 6 Karesidenan Genpi Jateng aka Generasi Pesona Indonesia, komunitas penggiat medsos yang getol promosi wisata Jawa Tengah via media sosial. Jempol lincaah! Hihi. Alhamdulillah, semoga makin maju ya pariwisata Jateng, aamiin.
Ah, beneran unforgettable night, bersyukur banget bisa berkumpul bareng teman-teman, menghadiri Borobudur International Festival, semoga pariwisata Jawa Tengah dan Indonesia makin maju, semakin dikenal di mata dunia, aamiin!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah 2017 yang diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah.
Duh, Kesan magis dan berwibawa terasa kental. Luar biasa ya Borobudur! Kami bisa berfoto dengan latar belakang Borobudur yang megah dan berwibawa. Duh, Jadi terhibur walaupun nggak bisa menjelajah candi hari ini karena kesorean tiba di lokasi.
Pertunjukan Kontingen Jepang yang memukau (Foto: Don Suke) |
Suasana Taman Lumbini mulai dipenuhi pengunjung. Ada food court yang menyediakan berbagai menu makanan dan minuman di dekat panggung.
Pengunjung bisa duduk beralaskan tikar atau kursi kayu, memgobrol sambil menikmati hidangan di udara terbuka. Kemeriahan dan antusiasme festival mulai terasa. Alhamdulillah, langit cerah!
Mumpung acara belum dimulai, teman-teman berfoto dengan latar belakang panggung megah BIF 2017. Apalagi dari kejauhan nampak2 Candi Borobudur kebanggaan masyarakat Indonesia. Kami juga foto bareng dengan para penari termasuk dari India.
tarian tradisional yang memikat (Foto: Don Suke) |
Tak lama kemudian, MC membuka acara pagelaran seni malam itu. Coba tebak siapa pembawa acaranya? Iyaa, kakak travel blogger hits yang juga mantan penyiar, Fahmi Anhar! Suitt, suitt.
Ya ampun, makin ngefans deh sama dese! Suaranya renyah dan bisa mengajak penonton berinteraksi. Go, Go Fahmi! Hihi. #TeamFahmiAnhar.
ini ngetwit BIF 2017 atau lagi stalking Lambe Turah hihi (Foto: Don Suke) |
Acara pertama dibuka oleh penampilan Tari Perang Obor dari Jepara. Dengan segera, kontingen Jepara ini menarik perhatian penonton.
Gimana nggak? Tarian perang yang menjadi tradisi masyarakat Jepara ini menyajikan adegan perkelahian. Tak tanggung-tanggung, senjatanya dengan obor yang terbuat dari pelepah kelapa yang disulut api. Wow!
Sekumpulan penari lelaki bertelanjang dada dengan tubuh berlumur minyak bertarung dengan heroik, hingga bunga apinya memercik ke segala penjuru. Bikin aku berdebar dan mlipir dari sisi panggung, hihi takut kena obor nyasar! Huhu.
Tari Perang Obor ini rutin dilakukan setiap tahun bersamaan dengan acara sedekah bumi di Jepara. Tari Perang Obor bertujuan mengusir bala bencana.
Tari berikutnya berturut-turut Tari Lengger Lanang dari Banyumas, Tari Gandrung dan Tari Tanjung Menangis dari NTB. Hingga tarian dari kontingen Jepang dan India sukses menarik minat penonton yang kian malam makin menyemut. Meriah!
Deklarasi 6 Karesidenan Genpi Jateng |
Aku berkali-berkali meminta penonton yang berkerumun di depan panggung untuk duduk, soalnya penonton yang duduk di kursi jadi ketutupan pandangnya, huhu.
Malam itu juga dideklarasikan 6 Karesidenan Genpi Jateng aka Generasi Pesona Indonesia, komunitas penggiat medsos yang getol promosi wisata Jawa Tengah via media sosial. Jempol lincaah! Hihi. Alhamdulillah, semoga makin maju ya pariwisata Jateng, aamiin.
Ah, beneran unforgettable night, bersyukur banget bisa berkumpul bareng teman-teman, menghadiri Borobudur International Festival, semoga pariwisata Jawa Tengah dan Indonesia makin maju, semakin dikenal di mata dunia, aamiin!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah 2017 yang diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah.
Foto sing payung2 kui apik yoo. Aku pernah ke BIF pas jaman kuliah, tahun 2003 kalo ngga salah.
ReplyDeleteIyaa cakeep buat pepotoan..
DeleteKenapa Borobudur Festival itu gak Oktober aja? Aku baru mau ke sana Oktober nanti. Hiks.
ReplyDeleteHuhu sekalian ke Semarang ya Nuum
DeleteBaru tau ada nama Pelataran Lumbini di Borobudur, mb. Namanya sama kayak Taman Lumbini di Berastagi Sumut sini. Pagoda bernuansa emas mirip di Thailand gitu
ReplyDeleteWah iya yaa sama ya namanya..
DeleteKebayang serunya :D. Aku bayangin borobudur yg besar dan megah dijadiin latar acara, cakeeeppp :D. Sayang ih ga bisa ngeliat mas fahmi anhar manggung :p. Selama ini kenal di blog aja
ReplyDeleteAduh, acara ini hanya 4 tahun sekali ? Nunggu 4 tahun lagi doooonggggg. Kenapa bisa kelewatan nih. Huhuhu :(
ReplyDelete