Menjelajahi Lasem dan Rembang di Jawa Tengah. Dear Pejalan Santai, Beberapa waktu lalu aku dan sahabatku Lestari piknik menjelajahi Kecamatan Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sebelumnya, dia kirim itinerary Lasem via WhatsApp. Aku sama sekali nggak terbayang seperti apa Lasem itu. Jadilah kubalas singkat.
![]() |
Museum Kartini di Rembang |
"Manut, secara aku blank tentang Lasem,"
"Sama,"
Kami hanya berbekal bebreapa artikel travel blogger hits yang kini mencari sesuap berlian di Qatar, Fahmi Anhar hehe. Alhamdulillah, dapat bus AC jurusan Surabaya, hanya kudu menunggu busnya penuh dulu baru berangkat. Wataww! Ongkos bus AC hingga Rembang dan Lasem Rp45.000 saja.
Walhasil, kami tiba di Lasem sekitar pukul 16.00 an, langsung ngacir ke Masjid Agung untuk Salat Asar. Kemana saja kami selama dua hari Menjelajahi Lasem dan Rembang di Jawa Tengah? Yuk intip..
1. Masjid Agung Jami’ Lasem
"Sama,"
Kami hanya berbekal bebreapa artikel travel blogger hits yang kini mencari sesuap berlian di Qatar, Fahmi Anhar hehe. Alhamdulillah, dapat bus AC jurusan Surabaya, hanya kudu menunggu busnya penuh dulu baru berangkat. Wataww! Ongkos bus AC hingga Rembang dan Lasem Rp45.000 saja.
Walhasil, kami tiba di Lasem sekitar pukul 16.00 an, langsung ngacir ke Masjid Agung untuk Salat Asar. Kemana saja kami selama dua hari Menjelajahi Lasem dan Rembang di Jawa Tengah? Yuk intip..
1. Masjid Agung Jami’ Lasem
Terletak di pinggir jalan raya yang padat. Memasuki masjid ini bagaikan menikmati oase. Rasanya sejuk dan tentram setelah terpanggang matahari di luar sana.
![]() |
Masjid Jami Lasem (Foto: Fahmi Anhar) |
Dengan warna bangunan dominan hijau, empat pilar utama menyangga masjid dengan kokoh. Kaligrafi Al Qur'an bisa kita nikmati di pintu dan jendela masjid. Lantai marmer menambah sejuk Rumah Allah yang dibangun tahun 1588 M.
Di sekitar masjid, dapat kita temui beberapa makam tokoh penting diantaranya makam Adipati Tejo Kusuma I yang membangun masjid, makam Mbah Sambutan, kyai dari Demak yang membantu Adipati Tejo menyebarkan Islam di Lasem. Setelah menumpang salat dan beristirahat, kami melanjutkan petualangan di Lasem.
2. Kampung Pecinan
2. Kampung Pecinan
Jika main ke Lasem, jangan lupa berkunjung ke Kawasan Pecinan. Ratusan tahun lalu, Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok mendarat di Lasem beserta armadanya. Mereka diutus untuk membina keakraban dengan Kerajaan Majapahit.
![]() |
Kawasan Pecinan Lasem (Foto: Fahmi Anhar) |
Proses akulturasi pun terjadi dan muncullah perkampungan Pecinan di Lasem sekitar tahun 1294 Masehi, Lengkap dengan tempat ibadah seperti wihara dan kelenteng. Bangunan rumahnya kebanyakan tertutup dengan pagar tinggi. Aku dan Taro numpang berfoto di jendela-jendela bangunan yang antik. Hehe.
3. Kelenteng Gie Yong Bio
3. Kelenteng Gie Yong Bio
Saat menunggu kedatangan sahabatku, Ikha yang asli Rembang, tak sengaja kami menemukan kelenteng ini.
![]() |
Kelenteng cantik (Foto: Fahmi Amhar) |
Beralamat di Desa Bagan, kelenteng ini memiliki keunikan tersendiri karena dibangun untuk menghormati jasa Raden Panji Margono yang berjasa pada Perang Kuning melawan Belanda.
Ada tempat berdoa khusus lho untuk Raden Panji. Kelenteng sederhana ini dibangun sekitar tahun 1780 Masehi. Indah banget ya kerukunan pada zaman itu, Pejalan Santai!
4. Kelenteng Cu An Kiong
Begitu kita tiba di depan kelenteng, kita disambut dua patung singa berwarna emas.Kelenteng yang berdiri megah ini ternyata telah berusia ratusan tahun dan merupakan kelenteng tertua di Lasem.
![]() |
Kelenteng tertua di Lasem |
Menurut perkiraan, sudah berdiri sejak Abad ke-16. Ketika Bangsa Tionghoa mendarat di Lasem, mereka langsung membangun kelenteng di tengah hutan jati nan lebat.
Kelenteng ini dibangun untuk menghormati Thian Siang Seng Bo atau Dewi Samudera. Hingga kini, setiap perayaan ulang tahun Dewi Samudera, diadakan pertunjukan akulturasi dengan budaya Jawa yaitu pementasan wayang kulit, gamelan dan klonengan.
Bagian dalamnya memang indah, kami dibuat terkagum-kagum dengan berbagai pernak-perniknya yang antik dan unik.
5. Rumah Candu Lawang Ombo
Salah satu yang bikin penasaran adalah Rumah Candu Lawang Ombo. Sayangnya, rumah ini tidak bisa bebas dikunjungi dan harus mengantongi izin khusus. Jadi, aku dan Taro hanya mengintip dari pintu pagar yang bergembok bagaimana suasana bagian dalam rumah.
Rumah Candu ini adalah saksi bisu perdagangan candu dan opium di masa penjajahan. Konon, Lasem adalah pemasok terbesar candu di Pulau Jawa.
Rumah ini pun dijadikan tempat penyimpanan candu yang diselundupkan dari Cina. Konon, seorang kapten kapal dari Cina bernama Kapten Liem yang memulai penyelundupan ini.
Agar tidak ketahuan, ada terowongan panjang di bawah lantai rumah yang digunakan untuk membawa benda haram ini dari pelabuhan. Wow.
6. Museum Kartini Rembang
6. Museum Kartini Rembang
Museum ini terletak tak jauh dari pusat Kota Rembang beralamat di Jalan Gatot Subroto No.8 Kutoharjo, Kecamatan Rembang. Cukup membayar Rp2000 kita bisa masuk dan menikmati museum ini.
![]() |
Tulisan tangan Ibu Kartini |
Museum Kartini ada dua lho. Satu di Rembang dan lainnya ada di Jepara. Kedua kota ini memang erat kaitannya dengan kehidupan perempuan cerdas ini.
![]() |
Menyapa Ibu Kartini |
Di Museum Kartini Jepara memajang benda-benda pribadi Kartini saat masih gadis. Sedangkan museum di Rembang, menyimpan benda setelah Kartini menikah dan menjadi istri pejabat. Tersentuh banget deh mengintip museum ini, rasanya seperti kami menyapa dan berkenalan dengan Ibu Kartini.
7. Workshop Batik Tulis Lasem Ningrat
7. Workshop Batik Tulis Lasem Ningrat
Salah satu yang menarik minatku mengunjungi Lasem adalah keindahan batik tulisnya. Kami diajak Ikha berkunjung ke showroom Batik Tulis Lasem Ningrat yang berlokasi di Desa Sumbergirang di Jalan Lontong Tuyuhan, Lasem.
Hari masih muda, masih pagi. Tapi gerai Batik Tulis Ningrat sudah dilanda kesibukan. Seorang pegawai nampak merapikan gerai. Ada juga yang sibuk memotret batik yang dihamparkan di lantai. Beberapa pegawai sibuk melayani pelanggan.
![]() |
Workshop Batik Tulis Lasem |
![]() |
Mencoba membatik |
![]() |
Batik Tulis Lasem Ningrat |
Kami diajak ke bangunan belakang, yang ternyata merupakan workshop perajin batik Ningrat. Di sebelah gerai, ada bangunan yang berbentuk memanjang ke belakang. Di gedung bagian belakang yang luas, banyak pengrajin sudah tenggelam dalam kesibukan membatik.
Pengrajin batik yang terdiri dari para ibu dan mbak-mbak yang merupakan penduduk sekitar gerai Ningrat. Kebanyakan penduduk Lasem adalah petani dan nelayan yang musim tertentu tidak bisa panen atau melaut. Batik Lasem memang unik dan menarik, ah betah sekali main ke Batik Tulis Ningrat.
8. Mencicipi Lontong Tuyuhan
Setelah main di workshop batik Lasem Ningrat kami langsung menuju pusat lontong tuyuhan tak jauh dari Ningrat.
Pusat Kuliner Khas Rembang ini terletak di Jalan Lontong Tuyuhan Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Para pedagang disini sudah menjual makanan ini secara turun-temurun.
![]() |
Kulineran dulu |
Kami mampir di warung Pak Kartawi yang jadi langganan Ikha sejak dahulu kala. Pak Kartawi segera menyiapkan pesanan kami. Minumannya cukup es teh manis saja.
Tak lama, lontong tuyuhan idaman tiba. Olala, ini dia lontong tuyuhan nan legendaris itu! Asli, menggiurkan banget! Perutku langsung kukuruyuk!
![]() |
Lontong Tuyuhan Lasem |
Penampilannya mirip dengan lontong opor sama-sama berkuah santan, isinya pun beragam ada potongan ayam kampung, ati dan rempelo, tempe dan tentu saja lontong. Iya, ternyata ayamnya adalah ayam kampung.
Oh iya tak hanya itu saja isian lontong ini. Ada juga pedagang yang menambahkan tahu atau telur. Semua bahan disirami kuah santan yang keemasan.
Terus, bedanya apa dengan opor biasa? Beda lho karena kuah lontong tuyuhan memakai bumbu cabe rawit! Tercampur merata di kuahnya. Nendang! Gurih dan pedas!
Terus, bedanya apa dengan opor biasa? Beda lho karena kuah lontong tuyuhan memakai bumbu cabe rawit! Tercampur merata di kuahnya. Nendang! Gurih dan pedas!
9. Pantai Dampo Awang
Pantai ini dulunya dikenal sebagai Pantai Kartini. Ya, tak afdol kalau main ke Lasem dan Rembang tanpa mampir di pantainya yang cantik.
![]() |
Pantai Dampo Awang |
Salah satunya adalah Pantai Dampo Awang ini. Kami mengunjungi pantai ini siang hari dan berasa pantai pribadi karena sepinya. Ada beberapa permainan untuk anak dan anjungan yang asyik untuk menikmati pemandangan laut. Ah, syahdu banget suasana siang itu. Terima kasih ya sobatku Ikha karena sudah mengajak kami Menjelajahi Lasem dan Rembang di Jawa Tengah!
9 Comments
Ah aku kangen lotong Tuyuhan. Waktu ke sana, sampai makan dua kali.
ReplyDeleteLasem dengan segala kekunoan dan masa lalunya itu juga bikin kangen dikunjungi ulang
satu lagi tulisan yang bikin kepengen ke Lasem. Destinasi wisata budaya yang menarik di Jawa tengah. Baiknya kesana biar puas berapa hari ya Mbak ?
ReplyDeleteLasem itu unik ya, waktu di semarang barengan ibu2 pengajian rencana mau ke lasem eh keburu pindah jakarta heuheu
ReplyDeletehiks, setiap baca tulisan tentang lasem selalu ingat punya impian ke sini, dan masih belum kesampean hingga kini. Temeniiiin doooong...
ReplyDeletepernah ke lasem..ak ketagihan lontong tuyuhannya..
ReplyDeletewah aku belum pernah ke Lasem.
ReplyDeleteternyata kota itu menarik ya mbak Dew :)
objek wisata yg di-explore lengkap banget.
dan Lontong Tuyuhan Lasem udah menarik perhatiaanku, keliatannya enak dan bikin laper hihi
Banyak objek yg bisa dikunjungi. Dulu saya sempat bahas soal Lasem dan yg dibahas itu memang Candu dan Opium di sana.
ReplyDeleteKalau mau masuk rumah candu kan harus mengantongi surat izin tuh, nah itu minta izinnya kemana ya???
Wah mupeng banget ke Lasem, pernah lewat Rembang tapi belum sempat ke Lasem, semoga tahun depan bisa nih.
ReplyDeleteDuh...makin ingin ke sini.. Mudah2an ada kesempatan .. aamiin ..
ReplyDelete