Wonderful Indonesia, Mengintip Museum Pusaka di Keraton Kasepuhan Cirebon
- Friday, November 23, 2018
- By Dewi Rieka
- 35 Comments
Wonderful Indonesia, Mengintip Museum Pusaka di Keraton Kasepuhan Cirebon. Dear Pejalan Santai, kali ini, aku mau mengajak kalian piknik ke Keraton Kasepuhan di Cirebon.
![]() |
Keraton Kasepuhan Cirebon |
Cirebon adalah salah satu kota yang asyik untuk dikunjungi. Wisatanya cukup lengkap, kekayaan alam, budaya, hingga sejarah dan kulinernya. Senang banget, akhirnya aku bisa mengunjungi keraton yang terawat ini.
Kesultanan Cirebon yang merupakan kerajaan Islam adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Keraton ini merupakan keraton tertua di Cirebon, ada dua keraton lain yaitu Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.
Seperti layaknya keraton, biasanya terletak di dekat alun-alun kota dan masjid agung. Begitu pula dengan Keraton Kasepuhan ini. Keraton ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Cirebon.
![]() |
Gazebo di pelataran Keraton Kasepuhan Cirebon |
Berisi dua komplek bangunan yaitu Dalem Agung Pakungwati dan Kompleks Keraton Pakungwati. Ketika kami tiba, kami disambut oleh seorang abdi dalem yang menjadi pemandu wisata kami hari itu.
Ia menjelaskan silsilah Kesultanan Cirebon diantaranya ada Sunan Gunung Jati yang berayahkan orang Mesir, menikah dengan Ratu Dewi Pakungwati Binti Pangeran Cakrabuana. Dari nama beliau lah, nama kedua bangunan ini diambil.
![]() |
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon |
Ada beberapa bangunan semacam gazebo di halaman keraton. Terbuat dari kayu jati yang hingga kini nampak kokoh. Ada tulisan tahun dibuatnya lho. Sekitar tahun 1800-an. Wow. Asyik duduk-duduk di sana karena temboknya terasa sejuk.
Di dekat gazebo, ada simbol lingga dan yoni terbuat dari batu yang melambangkan kesuburan. Kami pun masuk ke keraton mengikuti bapak pemandu yang mengenakan blangkon.
![]() |
Peti dari Mesir |
Tak jauh dari gerbang keraton, kami berdiri di sebuah depan gedung baru berdinding putih bertuliskan Museum Pusaka Keraton Kasepuhan. Wah, ada museumnya!
Ulala, ternyata museum ini baru diresmikan oleh Sultan Keraton Kasepuhan Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat pada tanggal 10 Juni 2017.
![]() |
Situs Sirara Denok |
Museum ini menyimpan benda peninggalan dari zaman Pajajaran akhir, Sunan Gunung Jati, Panembahan hingga era Kesultanan dari Sultan Sepuh I.
Untuk masuk museum, kita membayar cukup mahal yaitu Rp25.000 per orang di loket yang tersedia. Begitu melewati pintu masuk museum, udara dingin langsung menyerbu. Wah, museumnya dilengkapi pendingin ruangan.
![]() |
Museum Keraton Kasepuhan Cirebon |
Ada tulisan tercetak di dinding bertuliskan “Kita ada karena leluhur kita ada, Hormati dan Rawatlah Pusakanya, Tauladani Gemilang Sejarahnya,”
Aku mengintip. Bagian dalamnya pun tampak indah. Ada sebuah gerai kecil tempat menjual souvenir bertuliskan Keraton Kasepuhan Cirebon. Barang yang dijual diantaranya kaus, bantal kecil dan mug. Cakep-cakep barangnya.
Kami melewati penjaga karcis dan masuk ke dalam ruangan museum. Barang-barang pusaka peninggalan keraton ditata menarik dan indah.
![]() |
Baju pelindung |
Ada yang diletakkan di dalam rak kayu bertutup kaca. Lengkap dengan keterangan tentang benda pusaka tersebut. Jadi biarpun tanpa pemandu, kita bisa menikmati isi museum ini dengan baik.
![]() |
Gamelan antik |
Barang pusaka yang dipajang diantaranya berbagai keris dan senjata tajam, tempat jamu, baju prajurit dan banyak lagi. Oh iya, dipajang pula keris brojol kalau tidak salah untuk diletakkan di dekat perempuan yang akan melahirkan agar lancar persalinannya, hehe.
![]() |
Ruangan Museum Keraton Kasepuhan Cirebon |
Ada pula peti berukir yang indah sekali dari Mesir dibawa oleh Sultan Syarief dibuat pada abad ke-15. Wow. Berapa ribu kilometer jaraknya peti itu berlayar sampai ke Cirebon, ya. Barang-barangnya indah dan terawat sekali. Keren banget pengurus keraton ini.
Yang paling terkenal, tentu saja kereta kencana Keraton Kasepuhan Cirebon yang juga terpajang di tengah museum. Namanya Singa Barong, kereta kencana peninggalan abad ke-16. Keretanya nampak gagah dan berwibawa. Dengan ukiran yang cantik dan detil. Tak disangka, keretanya dibuat tahun 1549.
![]() |
Batu Gilang |
Singa Barong ada dua kata yaitu Singarani yang memberi nama dan Barong yang artinya bersama-sama. Ukirannya melambangkan tiga hewan yaitu gajah, garuda dan naga. Wow. Tiap tanggal 1 syawal, Kesultanan Cirebon mengadakan festival tapi yang dikeluarkan adalah Singa Barong Replika.
![]() |
Kereta Kencana Singa Barong |
Yang menarik pula, ada Batu Gilang Peninggalan Sunan Gunung Jati. Batu berbentuk persegi panjang ini adalah bagian dari bangunan Gedong Si Rara Denok, patilasan Keraton Dalem Agung Pakungwati. Batu ini berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat.
Di tengah museum, ada situs Sirara Denok yang merupakan sisa reruntuhan Gedong Nyi Rara Denok yang dibuat abad ke-24. Bangunan itu dulunya tempat penyimpanan barang-barang pusaka Kesultanan Cirebon.
![]() |
Bangunan utama Keraton Kasepuhan Cirebon |
Puas mampir di museum, kami melanjutkan perjalanan menuju bangunan keraton. Ada masjid di dalam kawasan Keraton Kasepuhan namanya Masjid Cipta Rasa yang bangunannya terbuat dari kayu. Unik banget.