Halo Pejalan Santai,
Bulan Februari indah banget bagiku. Karena bulan lalu, aku bisa berkumpul bareng sahabat-sahabatku pas ngekos di Yogya. Duh, sudah berapa tahun nggak bertemu? Berawal dari chat dengan Mon yang bilang ia akan ke Yogya awal Februari. Tujuannya mengantar anaknya tes piano. Sekarang, Mon tinggal di Banjarmasin Bersama keluarganya. Aku langsung pikir mau ke Yogya untuk bertemu Mon dan sahabat-sahabat lainnya. Horee!
Baca Juga: Tempo Gelato Yogya
Pagi-pagi kami sudah sampai di pool Joglosemar di Jombor. Wah, masih ada waktu nih untuk jalan-jalan sebelum main ke rumah Mon! Aku sudah lama kangen banget ingin main di Malioboro, wkwkw. Bahagia itu sederhana, yes. Zaman kuliah dulu, kalau lagi bosan di kos aku hobi banget ngebus ke Malioboro terus menyusuri jalan Malioboro dari ujung ke ujung. Wkwk. Selama ini cukup sering ke Yogya untuk urusan pekerjaan tapi nggak sempat mampir, huhu.
Baca Juga: Desa Wisata Pulesari Sleman
Terminal Jombor tak jauh lokasinya
dari pool Joglosemar. Jadi, kami bisa berjalan kaki ke sana. Lumayan mengirit
ya nggak jadi naik taksol, hihi. Tak lama, kami pun sampai di halte Trans dan
membeli tiket seharga Rp3000 apa ya? Lupa. Rute Jombor-Malioboro adalah ini:
Koridor 8 / Terminal Jombor-Jogokarya
Berikut rute yang akan dilalui untuk tiba ke
Malioboro:
Terminal Jombor - Portabel UTY Ringroad Utara 2 -
Portable Simpang Kronggahan 1 - Portabel Westlake 2 - Portabel RS Queen Latifa
- Portabel Nogotirto - Portabel Simpang Demak Ijo - Portabel Giant Jl.Godean -
Portabel Soragan 1 - Halte TJ Mangkubumi 1 - Portabel Mangkubumi 2 - Halte
Malioboro 1 (Inna Garuda) - Halte Malioboro 2 (Kepatihan) - Halte Malioboro 3.
Langsung deh kami berdua berjalan kaki menyusuri Maliboro yang legendaris. Konon, asal nama jalan Malioboro adalah dari Bahasa sansekerta “malyabhara” yang artinya karangan bunga. Ada juga yang bilang nama itu berasal dari nama Kolonel Marlborough dari Inggris yang pernah tinggal di Yogya. Jalan ini dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada awal abad 19 sebagai Kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan.
Suasananya nyaman banget, tapi kata temanku yang tinggal di Yogya itu tak berlaku pada siang dan malam hari karena Malioboro dan sekitarnya bakal macet sekali dan kudu dihindari. Fiuh, Untung ya, kami datang pagi-pagi.
Sekarang Malioboro lebih bersih dan tertata rapi ya. Tak ada lagi pedagang kaki lima yang memenuhi emperan toko dan trotoar jalan. Sekarang, kamu bisa membeli batik dan pernak-perniknya juga berbagai oleh-oleh khas Yogya kayak bakpia di toko-toko sepanjang Malioboro. Banyak juga restoran, warung dan rumah makan di pertokoannya. Jujur, terharu deh aku bisa Kembali menyusuri Malioboro Bersama sahabatku setelah sekian lama.
Tapi, tak mengapa. Aku
sudah puas berjalan-jalan sepanjang Malioboro bersama sahabatku walaupun ia
mengeluh encok, haha. Lain kali, mampir lagi ke Malioboro dan mengukir kenangan
indah di sana. Uhuk.
Comments
Post a Comment