Menyantap Teci, Kuliner Tradisional Khas Sukabumi Pas Botram Tahun Baru

Halo Kawan,

Selamat tahun baru! Bagaimana awal tahunmu. Cerah atau agak mendung? Hehe. Saat tahun baru, keluarga kami mengadakan acara botram atau kumpul-kumpul sambil makan bersama di Selabintana, Sukabumi. Namanya saja kumpul bersama, acaranya ya nggak jauh dari ngobrol, bercanda, foto-foto hingga...makan-makan doong! Hehe.

Botram tahun baru di Sukabumi

Di tulisan sebelumnya, aku berbagi tentang acara botram di Selabintana. Nah, kali ini aku ingin cerita tentang hidangan tahun baru yang kami santap bersama-sama hari itu. Kebetulan, aku ingin meramaikan Cerita Hidangan Pesta Akhir Tahun IDFB Alhamdulillah, akhirnya keluarga besar Kaerha keturunan Raden Haji Hanapi, kakekku bisa berkumpul bersama-sama saat liburan akhir tahun.

Acaranya sederhana banget, piknik dan botram di kawasan wisata di Sukabumi. Tempatnya berupa lapangan berumput yang luasnya berhektar-hektar diselingi pepohonan. Sejuk dan nyaman untuk bercengkrama.

Hidangan tahun baru kami dipersembahkan oleh Nin Yung alias Bi Lala Yulia yang merupakan chef atau koki andal di keluarga kami. Nin Yung, adik bungsu Abahku memang jago masak. Ia punya usaha katering untuk berbagai acara seperti pernikahan, rapat, sunatan dan lainnya. Ia juga punya bisnis kue lebaran Lala Yulia Cookies. Keren, kan!

Masakan Biyung adalah favorit kami semua. Magnet rindu yang bikin kami ingin selalu kembali ke Sukabumi. Padahal, sudah tahu kan lalu-lintas Sukabumi nggak banget. Jarak yang tidak begitu jauh dari Bogor bisa ditempuh berjam-jam karena kemacetannya yang luar biasa. Walaupun ada jalan tol baru, tetap saja main ke Sukabumi adalah tantangan. Hehe.

Botram di awal tahun baru 2024

Begitu kami tiba di lokasi piknik, ternyata sudah ramai tuh para member Kaerha berkumpul. Iya, kami agak kesiangan karena anak-anak berenang dulu di hotel. Langsung deh, kami disambut heboh, langsung disuruh makan. Jadi enak nih, hihi.

Apa saja hidangan tahun baru keluarga besar kami? Ambu, istri Abah Edi kakak sulung Abahku membawa kuliner tradisional khas Sukabumi yang unik sekali. Jujurly, aku baru pertama kali mencicipi makanan ini ya pas botram saat itu.

Nama makanannya adalah Teci. Konon, merupakan singkatan dari Sate Aci. Tapi, sate yang ini tidak pakai tusuk sate makannya Ada yang pernah dengar atau bahkan pernah mencicipinya? Nambah lagi deh ilmuku tentang kuliner per-acian khas Jawa Barat setelah cireng, cilok, cilor, cimoy, cilung, cipuk, hingga cibay yang terbuat dari aci atau tepung singkong. 

Kalau Teci agak berbeda. Teci terbuat dari tepung sagu. Orang Jampang Kulon, salah satu daerah di Sukabumi punya sebutan lain untuk teci ini yaitu Lagodeh. Ada juga yang menyebutnya Ciwang atau aci bawang. Ada yang bilang namanya aci suuk atau aci kacang tanah. Unik banget ya namanya?

Biasanya, Teci dihidangkan saat berbuka puasa di bulan Ramadan. Di Sukabumi, banyak pedagang kaki lima yang menjualnya. Seporsi harganya sepuluh ribu dan berisi 10 potong. 

Pas Nin Lala menyodorkan piring plastik beralaskan kertas nasi, aku agak mengernyitkan kening. Hidangan apa ini? Untung nggak sambil mengendus-endus piring. Bisa-bisa, aku disambit sandal sama Mamaku. Hehe.

Teci atau Lagodeh siap disantap (Foto: IDNTimes.com)

Penampakannya mirip dengan papeda, makanan khas Papua yang juga terbuat dari Tepung Sagu. Teci ini bentuknya berupa potongan-potongan besar berbentuk kotak lalu disiram dengan saus kacang tanah agar lebih sedap. Bahannya sederhana hanya aci tepung sagu aren, daun bawang, bawang goreng dan saus kacang tanah. Cara buatnya ternyata gampang-gampang susah karena pembuatannya butuh ketelitian.

Pertama, tepung sagu dimasukkan ke dalam panci lalu dicampur dengan merica serta penyedap rasa. Setelah dicampur rata, sagu pun dimasak hingga mengental seperti agar-agar. Setelah itu, adonan aci yang menggumpal dipotong berbentuk kotak dan diberi saus kacang tanah. Jangan lupa, tambahkan bawang goreng dan irisan daun bawang. Jadi deh, Teci atau Lagodeh ini siap disantap.

Rasanya bagaimana? Kenyal dan gurih apalagi dengan saus kacang yang pedas dan dibubuhi air jeruk purut. Mantap! Setelah menyantap Teci yang unik, akhirnya tibalah makanan utama kami siang itu!

Bi Yung dan Mace Eli membagikan piring-piring bambu berisi nasi putih hangat, sayur urap, lalu membebaskan kami memilih lauknya ada ayam bakar kampung, nila goreng, atau paru goreng. Ada pula tumis peda pete. Tak lupa, satu papan pete bakar, horee. Yang nggak boleh ketinggalan, sambal terasi yang pedasnya luar biasa. Nikmat! Jangan lupa, kerupuk ikan Palembang yang Mamaku bawa dari Bogor dalam kemasan guling saking besarnya! Hihi.

Alhamdulillah, maka nikmat Allah mana yang kau dustakan? Sedap banget botram siang itu. Kami bisa berkumpul dan makan-makan enak dalam keadaan sehat dan ceria. Selamat tahun baru 2024, semoga tahun ini kita diberkahi Allah kesehatan dan rezeki yang berlimpah. Aamiin!