Silaturahmi Alumni Lintas Angkatan SMAN 3 Palembang Goes To Surabaya We Love Navy

Halo Pejalan Santai,

Kali ini aku ingin cerita keseruan acara jalan-jalan dan silaturahmi alumni lintas angkatan SMAN 3 Palembang. Tahun lalu, aku diajak gabung Merry, teman sebangkuku pas SMA ke grup WA alumni lintas angkatan SMANTA yang tinggal di DIY dan Jateng. Tak disangka, banyak juga alumni sma-ku di Semarang.

Bulan Januari lalu, perdana aku ikut acara silaturahmi di Solo. Aku berangkat bareng kakak dan ayuk yang tinggal di Semarang. Tadinya, aku pikir pasti awkward ya kumpul dengan teman-teman yang belum kenal sama sekali. Hanya ngobrol via chat. Ternyata, Yuk Anna and the gank alumni ramah banget. Nggak canggung deh kumpul bareng.

Nah, bulan Mei ini acara silaturahmi berlangsung di Surabaya. Temanya We Love Navy. Sebagai anggota hore-hore, aku pengen ikutan dong. Sekalian piknik karena beberapa bulan ini banyak proyek nulis yang bikin kepala berasap. Maju-mundur daftar, akhirnya fix ikut setelah dicolek Yuk Widya yang rame dan jago bikin pempek dari Yogya.

Kami berangkat bertujuh plus Queen putrinya Yuk Widya naik Hiace yang kami sewa patungan. Rombongan Yogya, Ungaran dan Semarang jadi satu. Hore, akhirnya piknik juga! Hihi. Perjalanan menuju Surabaya seru banyak haha hihi. Semobil jadi pengen makan bebek Sinjay karena promosi Eko yang berapi-api. Curiga, dia staf marketing Bebek Sinjay, hihi.  

Rombongan Jateng DIY 

Baru naik, sudah disambut ajakan makan pistel, pempek isi pepaya muda lengkap dengan cukonya. Ya Allah, terharu nian setelah sekian lama nggak makan pistel! Yuk Widya jago nian bikinnyo. Oh iya, mendekati Surabaya kami nyaris mendorong mobil karena kehabisan solar! Seram kaan? Huhu.

Beberapa jam kemudian, kami sampai di Wisma Fly Navy Lodge tak jauh dari Bandara Djuanda Sidoarjo. Wismanya bersih kinclong. Kamarnya lumayan banyak dan dilengkapi AC dan kamar mandi. Nanti aku ulas di postingan tersendiri ya. Tiap peserta disambut surat selamat datang dan permen cokelat! Aih, so sweet. Terima kasih Yuk Linda.  

Peserta silaturahmi kali ini banyak lho. Sekitar 40 orang dari berbagai kota. Tak hanya dari Surabaya, ada pula yang datang dari Tulung Agung, Malang, Ungaran, Semarang, Yogya, Bogor, Jakarta hingga Palembang. Happy!

Geng panitia acara Surabaya yang keren nian

Panitia acara di Surabaya ini hanya berenam tapi kompak dan sat set lincahnya! Ada Kak Tohir sebagai ketua, terima kasih banyak ya Kak Tohir acaranya berkesan banget. Terus ada Yuk Linda, Yuk Shinta, Yuk Lusi, Yuk Jeane dan Christina alias Titin teman seperjuanganku hihi. The one and only. Salut buat panitia, semoga menjadi ladang pahala ya. Aamiin.

Malamnya, kami berkumpul di ruangan tengah semacam aula dan ada layar untuk karaoke besak nian! Tak disangka, alumni SMANTA banyak artisnya. Suaranya merdu-merdu nian! Aku nafas aja fals, melipir deh! Acara ngobrol dan nyanyi ini berlanjut dengan acara makan bebek goreng. Hihi. Akhirnya makan bebek juga.

Keesokan paginya, acara jalan-jalan di Surabaya pun dimulai. Kami naik bus Angkatan Laut dengan mengenakan kaos berwarna Blue Navy dan bawahan khaki atau krem. Ternyata, daerah tujuan kami agak jauh ya menuju arah Pelabuhan Tanjung Perak kira-kira membutuhkan waktu sejam lebih lewat jalan tol. Ke mana saja rombongan kami?

1. Monumen Gajah Mada 

Saat perjalanan ke Monumen KRO Nanggala, kami mampir di sebuah monumen yang menarik. Namanya Monumen Gajah Mada terletak di lokasi KOARMATIM AL Surabaya. Tepatnya di Bundaran Kampung Seratus. 

Patung Gajah Mada Setinggi 8 meter ini menampilkan Patih Gajah Mada bertubuh gempal memegang gada dan menatap lurus ke depan. Patung Gajah Mada ini adalah simbol kejayaan laut Republik Indonesia. Kami sempat berfoto di depan monumen ini di tengah panas terik sebelum melanjutkan perjalanan kembali. 

2. Monumen KRI Nanggala-402

Monumen ini didirikan untuk mengenang kiprah kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam 21 April 2021 dan menewaskan 53 orang awak kapal. Monumen ini berlokasi dekat Markas Komando Armada II Surabaya. Kunjungan ke monumen ini mengingatkanku pada tiga tahun silam, masyarakat Indonesia mengikuti berita penyelamatan kapal selam ini dan menyaksikan kepiluan para anggota keluarga yang ditinggalkan. Menyesakkan hati.

Selain monumen, ada pula replika kapal selam yang menjadi museum KRI Nanggala 402. Di museumnya kita mendapatkan banyak informasi seputar kapal selam yang dijuluki monster laut ini. 

Ada papan yang memajang kronologi kejadian dengan lengkap serta pajangan berupa potongan besi kapal dan barang-barang yang tersisa dari kapal selam tersebut. Sebelum berkeliling, kami memanjatkan doa untuk para korban. Suasana kunjungan ini penuh haru atas pengorbanan para awak kapal untuk Indonesia.

3. Kapal Perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332

Sebuah pengalaman berharga bisa kami rasakan hari itu yaitu naik kapal perang KRI I Gusti Ngurah Rai yang bersandar di Pangkalan Utama Angkatan Laut V Surabaya. Kapal ini memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus. Diantaranya perang permukaan sesama kapal perang dan perang bawah air melawan kapal selam. Terima kasih untuk kesempatannya ya Kak Tohir.

Para peserta berbaris rapi untuk naik ke kapal. Pemandangannya cantik sekali membuat kami ingin berfoto-foto. Di atas, kami disambut oleh awak kapal yang memberikan penjelasan tentang kapal ini. Untuk bisa mengetahui seluk-beluk kapal yang rumit setiap awak kapal mendapatkan pelatihan minimal tujuh bulan.

Kami berkelling kapal mengintip ruang rapat, ruang klinik dan masih banyak ruangan lainnya yang suhunya luar biasa dingin. Ada yang numpang pipis juga, hehe. Sempat nyasar juga di lorong kapal yang cukup membingungkan arahnya, hehe.

Kami juga naik ke buritan kapal dan berfoto dengan meriam yang gagah. Ada yang ngambek karena mamak-mamak berfoto dengan para tentara muda lulusan AKMIL yang ganteng. Sekalian cari menantu ya, Mak. Hehe.

4. Monumen Jalasleva Jayamahe

Monumen Jalasleva Jayamahe atau Monjaya ini menggambarkan sosok perwira TNI AL yang mengenakan seragam PDU lengkap dengan pedangnya sedang menatap lautan dengan tajam. Patung raksasa ini tingginya 31 meter dan berdiri di atas bangunan setinggi 29 meter. Monumen ini diresmikan tahun 1996 dan sangat ikonik hingga terkenal seantero Indonesia.

Monumen yang berlokasi di KOARMATIM TNI AL Surabaya ini dirancang oleh seniman Nyoman Nuarta dari Bali. Monumen ini menggambarkan generasi penerus Indonesia yang memiliki keyakinan dan optimisme dalam menjaga kedaulatan NKRI di lautan. Jalasleva Jayamahe adalah semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia yang artinya Di Laut Kita Jaya. Selain monumen, bangunan ini berfungsi sebagai mercu suar.

Pada pelataran monumen, ada gong raksasa berdiameter lima meter, ketebalan enam milimeter dan berat 2.2 ton. Gong ini diberi nama Kyai Tentrem. Gong berbahan kuningan ini karya seniman gamelan asal Yogyakarta, Pak Sutarjo.

5. Museum Pusat TNI AL Jalasleva Jayamahe

Museum angkatan laut ini berlokasi di Jalan Raya Hang Tuah Nomor 1 Ujung Perak, Surabaya. Museum ini dibangun tahun 2022 di atas lahan seluas 3.2 hektar. Museum ini baru dibuka untuk umum bulan Januari 2024. Seperti museum lain di Indonesia museum ini tutup setiap hari senin ya.

Museum ini berisi berbagai benda bersejarah Maritim Nusantara dan TNI Angkatan Laut. Koleksi utama museum adalah Pesawat Gannet yang terlibat dalam Operasi Trikora dan Dwikora, lho.

Museumnya besar dan modern. Penataannya juga bagus. Sayang karena waktu yang sempit kami tak sempat menjelajahi museum ini lebih detail. Oh iya, ada bendera Kerajaan Sriwijaya dipajang lho di museum ini. Teman-teman bergantian berfoto di depan bendara Sriwijaya. Maklum warga Kerajaan Sriwijaya semua, nih. Hehe. Ada juga patung asli yang ada di buritan Kapal Perang dipajang juga di sini.

Yang unik, museum ini memiliki bioskop mini yang memutar film pendek tentang kejayaan Maritim Indonesia sejak zaman kerajaan hingga saat ini. Penonton bakal berkobar semangat dan bangga pada TNI AL setelah menonton film ini.

Selain itu, ada juga Studio 5 Dimensi Immersive yang seru banget. Kita menyaksikan perjuangan Komodor Yos Sudarso yang gugur saat kapalnya KRI Macan Tutul tenggelam ditembak Belanda. Pertempurannya disebut Pertempuran Laut Aru.

Pengunjung berjumlah 12 orang duduk di sebuah anjungan lalu sambil menonton film di layar, kursi kita terombang-ambing bahkan terkena percikan dan guyuran air! Seru banget. Jadi lebih mengenal keberanian seorang Yos Sudarso.

Alhamdulillah, piknik yang berkesan bersama teman-teman Alumni Lintas Angkatan SMAN 3 Palembang. Semboyan Kakak Sayang, Adik Santun. Kita Kuat, Saling Menguatkan, Salam 35! Tercermin sekali dalam hubungan diantara para alumni yang begitu saling menyayangi dan menghargai. Terima kasih untuk keseruannya, Teman-teman! Sampai jumpa lagi! 

Sumber Foto: 

Peserta Silaturahmi Alumni SMAN 3 Palembang