Desa Bahasa Borobudur, Kampung Inggris Tak Hanya di Pare. Dear Pejalan Santai,
Kampung Inggris di Pare, Jawa Timur sudah tersohor di seantero Indonesia. Tiap tahun, ribuan pelajar, mahasiswa dan umum berbondong-bondong ke sana untuk belajar bahasa Inggris agar bisa cas cis cus seperti bule. Hasilnya pun cukup memuaskan. Banyak orang yang jadi percaya diri berbahasa Inggris setelah mondok di Pare.
Bermain sambil belajar di Desa Bahasa Borobudur |
Namun ternyata, Kampung Inggris ini tak hanya ada di Pare, Jawa Timur lho. Jika ingin bisa cas cis cus berbahasa Inggris, kalian bisa berkunjung ke Desa Bahasa Borobudur, Magelang. Seperti namanya, tentu saja desa bahasa ini berada di dekat Candi Borobudur, Magelang di Jawa Tengah. Tepatnya di Dusun Keparakan, Desa Ngargogondho, Borobudur.
Seseruan bersama Gradien Mediatama di Desa Bahasa |
Beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman blogger Gandjel Rel dan IIDN Semarang berkunjung ke Desa Bahasa Borobudur atas undangan Desa Bahasa dan Penerbit Gradien Mediatama dari Yogya.
Kami diundang untuk merasakan atmosfer belajar Bahasa Inggris di Desa Bahasa ini sekaligus menghadiri peluncuran buku belajar Bahasa Inggris terbaru karya Pak Hani, pendiri Desa Bahasa Borobudur ini. Pas tiba, kami sudah terkagum-kagum dengan suasana pedesaan yang mendukung kegiatan belajar ini, Syahdu!
Kami diundang untuk merasakan atmosfer belajar Bahasa Inggris di Desa Bahasa ini sekaligus menghadiri peluncuran buku belajar Bahasa Inggris terbaru karya Pak Hani, pendiri Desa Bahasa Borobudur ini. Pas tiba, kami sudah terkagum-kagum dengan suasana pedesaan yang mendukung kegiatan belajar ini, Syahdu!
Blogger Gandjel Rel dan IIDN piknik ke Desa Bahasa |
Di sini, kita bisa belajar berbahasa Inggris secara fun di sebuah perkampungan penduduk. Dipandu instruktur yang berpengalaman, warga lokal Borobudur.
Buat kita yang tadinya tidak percaya diri cas cis cus, setelah belajar di Desa Bahasa akan lebih pede untuk mengobrol. Belajarnya pun seru karena diajar secara berkelompok, tak hanya di kelas tapi di mana pun. Bisa di lapangan sambil bermain aneka permainan.
Untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris peserta, kita akan diajak piknik ke Candi Borobudur dan langsung uji nyali. Uji nyali? Yes, karena kita harus berani pedekate dengan turis asing dan mengajaknya mengobrol.
Aduh, sumpah aku keder, Cyiin!
Penggagas Desa Bahasa Borobudur ini adalah Mr. Hani Sutrisno, warga asli Desa Bahasa. Desa Bahasa sejak tahun 1998. Pria kelahiran Magelang 04 Agustus 1974 ini beristrikan Ani Faizah dan memilliki tiga anak yaitu Lady, Muhammad dan Gozali.
Bersama Pak Hani Sutrisno (Foto: Arina) |
Saat SMP tahun 1987, Pak Hani berjualan kartu pos secara asongan di sekitar Candi Borobudur. Kartu pos bergambar Candi Borobudur ini ia jajakan sambil berteriak, “Buy me, Sir, Buy me, Miss!”
Bahaya ya, anak lelaki teriak-teriak minta dibeli, untung saat itu belum marak perdagangan manusia hingga Mr. Hani selamat dan sehat hingga saat ini, hehe.
Bahasa Inggrisnya yang asal bunyi ternyata membuahkan transaksi: Para turis asing membeli kartu posnya. Ketika bertemu para mahasiswa yang mengunjungi Candi Borobudur, barulah ucapannya dibetulkan menjadi “Sir, buy my postcard, buy my postcard, “
Grup musik perkusi Desa Bahasa menghibur kami |
Kesukaannya mengobrol dengan turis asing ini, membuatnya tertarik ingin jago Bahasa Inggris. Pak Hani pun berusaha keras hingga ia masuk IKIP PGRI Wates Yogya. Setelah merantau ke Bandung, Pak Hani kembali ke Desa Ngargoghondo dan mengajar bahasa Inggris di SDN Borobudur 1.
Pengalaman mengajar ini yang bikin Pak Hani mendadak ide merintis Desa Bahasa Borobudur. Di mana orang belajar Bahasa Inggris dengan mudah dan menyenangkan. Nggak bakal ada lagi yang namanya takut salah atau takut bicara dalam Bahasa Inggris.
Pengalaman mengajar ini yang bikin Pak Hani mendadak ide merintis Desa Bahasa Borobudur. Di mana orang belajar Bahasa Inggris dengan mudah dan menyenangkan. Nggak bakal ada lagi yang namanya takut salah atau takut bicara dalam Bahasa Inggris.
Di Dusun Keparakan ini, Pak Hani mengajak anak-anak muda dusunnya untuk belajar. Ia memberi pelajaran Bahasa Inggris dengan metodenya sendiri. Sudah seleksi alam, muridnya satu-persatu tumbang.
Menurut Pak Hani, lebih asyik mengajar orang yang membayar daripada gratis, karena orang yang membayar untuk mendapatkan ilmu akan berusaha semaksimal mungkin karena sudah melakukan pengorbanan. Beda dengan yang gratisan.
Menurut Pak Hani, lebih asyik mengajar orang yang membayar daripada gratis, karena orang yang membayar untuk mendapatkan ilmu akan berusaha semaksimal mungkin karena sudah melakukan pengorbanan. Beda dengan yang gratisan.
mendoan hangat suguhan Desa Bahasa |
Pak Hani pun merekrut pemuda-pemuda dusun untuk menjadi pegawainya di Desa Bahasa. Salah satunya, Miftah.
Pemuda berusia 22 tahun ini ramah dan sabar menemani kami berkeliling Desa Bahasa, memperlihatkan rumah-rumah penduduk yang dijadikan homestay untuk para siswa-siswi yang belajar disana. Rumah penduduk ini diberi nama sayuran dalam Bahasa Inggris untuk menandakan rumah homestay.
Pemuda berusia 22 tahun ini ramah dan sabar menemani kami berkeliling Desa Bahasa, memperlihatkan rumah-rumah penduduk yang dijadikan homestay untuk para siswa-siswi yang belajar disana. Rumah penduduk ini diberi nama sayuran dalam Bahasa Inggris untuk menandakan rumah homestay.
seru seruan di Desa Bahasa |
Miftah dan temannya, Abdul, mengajak kami ke rumah Pak Hani lalu menuju ke sebuah rumah yang ruangannya menjadi kelas pengajaran di Desa Bahasa. Ruangannya sederhana. Tidak dilengkapi meja belajar dan kursi atau bahkan papan tulis seperti layaknya kelas untuk kegiatan belajar-mengajar.
Ruangannya terbuka, dan para murid dan mentor duduk lesehan. Mereka adalah para siswa yang mengikuti kursus 6 hari lancar #casciscus dengan metode Pak Hani. Cara bealajarnya fun banget, siswa-siswi jadi semangat banget. Jadi pengen ikutan belajar juga!
Ruangannya terbuka, dan para murid dan mentor duduk lesehan. Mereka adalah para siswa yang mengikuti kursus 6 hari lancar #casciscus dengan metode Pak Hani. Cara bealajarnya fun banget, siswa-siswi jadi semangat banget. Jadi pengen ikutan belajar juga!
Suasana kelas belajar bahasa Inggris di Desa Bahasa |
Selain belajar di kelas, mereka juga ada kegiatan outbond dan rafting di Sungai Elo dan mengunjungi Candi Borobudur untuk uji nyali eh uji kemampuan.
Selain mengelola Desa Bahasa, Pak Hani juga penulis buku best seller lho. Buku terbarunya berjudul 6 hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris Ala Desa Bahasa Borobudur berisi metode yang diterapkan Pak Hani di Desa Bahasa dan meluluskan ratusan siswa.
Selain mengelola Desa Bahasa, Pak Hani juga penulis buku best seller lho. Buku terbarunya berjudul 6 hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris Ala Desa Bahasa Borobudur berisi metode yang diterapkan Pak Hani di Desa Bahasa dan meluluskan ratusan siswa.
Belajar Bahasa Inggris metode jari bersama Mas Abdul |
Setelah berkeliling Desa Bahasa, kami pun diajak menyantap masakan
andalan desa Bahasa, mangut beong, sejenis ikan lele dari sungai di
sekitar desa dan ternyata belum bisa dibudidayakan.
Mangut beong dengan santan pedas, sangat menggugah selera kami. Dilengkapi juga dengan jamur krispy dan lauk lainnya. Makan siang bersama hari itu sangat nikmat dan guyub, Alhamdulillah!
Mangut beong dengan santan pedas, sangat menggugah selera kami. Dilengkapi juga dengan jamur krispy dan lauk lainnya. Makan siang bersama hari itu sangat nikmat dan guyub, Alhamdulillah!
Mangut beong makanan khas Magelang (Foto: Mechta Deera) |
Setelah makan siang, kami diajak mempelajari tenses dalam Bahasa Inggris dengan metode jari. Aih, ternyata lebih mudah menghapalnya dengan cara menyanyi ya, lebih nyantol! Setelah itu, kami diajak bermain di lapangan, tentu saja dengan cas cis cus Bahasa Inggris. Seru!
Apalagi dihibur dengan alunan musik perkusi grup Desa Bahasa Borobudur dan sepiring mendoan hangat. Nikmat!
Buat Pejalan Santai yang tertarik ntuk mengikuti kegiatan seperti kami hari Sabtu itu, kalian bisa menghubungi nomer kontak Desa Bahasa 0857-1206-9998 atau klik www.desa-bahasa.com.
Wah kenangan ini piknik berfaedah bareng ganjel rel nih, kenangan manis piknik ke desa bahasa borobudur yang tak akan terlupakan 😀
ReplyDeleteWah aku baru tau kalau di kawasan Borobudur juga ada semacam kampung inggris gitu. Btw, mangutnya enak gak Mba? :D
ReplyDeleteNice info mbak. Thanks
ReplyDeletewah, baru tau soal ini Mbak Dew.
ReplyDeletemenarik ya, jadi engga perlu ke Kampung Pare buat belajar bahasa Inggris.
makasih infonya mbak, keep sharing ya :)